01. Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Sumatera Barat
Kawasan Sumatera Barat pada masa lalu merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung.
Kediaman gubernur Westkust van Sumatra atau "pantai barat Sumatera " (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard, 1883-1889)
Dalam adminisitrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam
Gouvernement Sumatra's Westkust yang juga mencakup
daerah Tapanuli, kemudian tahun 1905 wilayah Tapanuli menjadi Residentie
Tapanuli selain Residentie Padangsche Benedenlanden
dan Residentie Padangsche Bovenlanden.
Kemudian di tahun
1914, Gouvernement Sumatra's Westkust,
diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra's
Westkust dan di tahun 1935 wilayah
Kerinci digabungkan ke dalam
Residentie Sumatra's
Westkust.[4]
Pada masa pendudukan tentara Jepang Residentie Sumatra's Westkust berubah nama menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu serta daerah Bangkinang dikeluarkan masuk ke dalam wilayah Riau Shu
Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatera
Barat tergabung dalam provinsi Sumatera
yang berpusat di Medan.
Provinsi Sumatera
kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan.
Sumatera Barat
merupakan bagian dari keresidenan didalam provinsi Sumatera Tengah
beserta Riau dan Jambi.
Berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957,
Sumatera Tengah kemudian dipecah lagi menjadi Sumatera Barat,
Riau dan Jambi.
Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir
Selatan Kerinci, residensi Sumatera Barat, digabungkan ke dalam
provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri.
Pada awalnya ibukota
provinsi baru ini adalah Bukittinggi,
namun kemudian dipindahkan ke Padang.